Baru saja nonton tentang sang pemimpi di trans tv,teringat
masa 15 tahun yang lalu saat masih mengenakan putih abu-abu, pas pula dua hari
yang lalu ponakan cowok main kerumah dan
betapa senangnya dia bercerita karena sebentar lagi seragamnya akan
berubah menjadi putih abu-abu, yang paling membuat gembira adalah keterimanya
dia SMA favorit/unggulan di kota kami dengan itu akan mengantarkan cita – cita nya
untuk menjadi seorang dokter. Tak pelak saat itu dia bertanya tentang masa
orientasi siswa (MOS) di saat aku sekolah dulu, maka mengalirlah alunan cerita
indah, suka duka selama menjalani masa-masa kehidupan diasrama dari lisan ini, yang menjadi kenangan
tersendiri bagi ku.
Akan sangat disayangakan, jika kisah itu hanya keluar
dilisan sahaja,maka alangkah baiknya jika setiap episode penggalan sejarah hidup, suka maupun
duka, di ukir oleh tinta sejarah supaya dapat di baca anak cucu nantinya. Nah
berhubung, kegiatan isi mengisu blog lagi mandek alias kehabisan ide, padahal
udah ada judul- judul yang mau di tulis duluan seperti tour kami ke sumatera
barat dua bulan lalu yang belum rampung : danau kembar, Jalan cubadak, Ikan larangan dan banyak lagi,
tour ke kebatam juga. Tapi nampaknya cerita tentang sekolah begitu menggebu
ingin di tuangkan, maka jadilah malam ini aku kembali lembur untuk bercerita.
Nah simak baik-baiknya …
Sedikit tentang masa kecil, aku lahir dan di besarkan di sebuah
kota kecil di pelosok pulau daerah provinsi Riau bernama Tanjunpinang, semasa
aku lahir pada tanggal 26 Desember tahun 1983 jam 10 pagi di Rumah sakit Umum
daerah, pada saat itu sedang ada
peresmian Tanjungpinang menjadi KOTIP (kota adminstratif) dan peresmian
gedung kacapuri, jadi sebenarnya saat pemerintah mengadakan peringatan
hari kotip tanjungpinang, bersamaan dengan hari lahir ku dan usia kotip
tanjungpinang juga seuisia umurku.. (abaikan
saja)
Tapi itu dulu, 20 tahun lalu, sejak tahun 2000, berbagai
upaya dilakukan agar Kabupaten kepulauan Riau mendiri membentuk provinsi
sendiri, sejak Kepulauan Riau menjadi sebuah provinsi yang artinya berpisah dengan
provinsi Riau, maka Kota Tanjungpinang pula di tetapkan sebagai Ibu kota
Provinsi Kepualauan Riau, oh ita pada saat itu sungguh aku tak tahu menau soal
itu karana aku lagi menimba ilmu di Padangpanjang, lagian akses informasi tidak seperti saat ini.
Ayah bercerita, waktu itu aku akan di beri nama Rahayu
kacapuri, (untung tidak jadi J
J J ) akhirnya jadilah
nama lengkap aku seperti nama abang dan kakak ku di belakanganya, (cerita soal nama aja panjannya minta ampun J
)
Masa kecil kulalui seperti anak-anak kebanyakan sekolah di
taman kanak-kanak (TK Pertiwi di Jalan Riau) , Sekolah Dasar Negeri 005
Tanjungpinang Barat di Jalan Bali, yang mengherankan adalah aku tinggal di
perumahan guru di MIS Annur jalan Sumatera, Ibu ku mengajar di SD N 006 Tanjunpinang Barat di Yodowinangun dan ayahku
juga mengajar di SDN 012 Tanjungpinang Barat di bukit semprong, dan semua
sekolah tersebut bisa di tempuh dengan berjalan kaki, tapi mengapa kami adik
beradik tidak ada sekolah disana di tempat orang tua kami mengajar, ahh.. itu
yang belum sempat kutanyakan pada alm ibu ku dulu. Yahhh biasa lahh kisah ku
saat di sekolah dasar seperti anak – anak kebanyakan. Oh ya mengenai ilmu agama
aku dapatkan disamping dari ibu ku tentang pengenala huruf al qur’an, siang nya
aku bersama sepupu laki – laki belajar di MDA Mesjid At taqwa (madrasah Diniyah
Awaliyah) dari jam 2 siang hingga jam 5 sore, barangkali anak – anak sekarang nggak
ada lagi MDA yang ada hanya TPA di mesjid
- mesjid, aku belajar di MDA setiap senin sampai dengan kamis dan setiap
minggu ba’da shubuh ada didikan shubuh. Di MDA lah aku mulai pengetahuan ku
tentang agama ini bertambah, seperti : belajar
tarikh islam, Bahasa Arab dasar, akidah akhlak, fiqih.. wah pokoknya banyak
lagi yang aku dapatkan disana. Belaja pidato, kaligrafi dan lainnya. Ada cerita
menarik saat aku bersekolah di MDA ini. MDA ini letaknya di tepi jalan jalan
Sumatera, jarak dari rumah ku sekitar 400 meter, nah jalur menuju MDA kami
melewati gang dan nantinya tembus kejalan besar
jalan sumatera. Di muka gang tersebut ada rumah papan nan asri, banyak
pohon dan bunga asoka berwarna warni disekitar pagar, menambah asri rumah
tersebut, ditambah teduhnya rumah dengan dua batang pohon rambutan. Itu rumah
teman sekelas ku di SD N 005, namanya Lisa anggia, tapi lisa tak bersekolah di
MDA seperti kami. Ayah lisa, kami semua mengenalnya, namanya pak Musa, mempunyai
seekor anjing berbulu hitam disekujur tubuhnya untuk di jadikan penjaga, mirip
anjing herder pak polisi, anjingnya galak, tak di ikat pula, siapa yang lewat
selalu di salaknya, kalo orang dewasa yang lewat dia selalu mengaung, tapi
orang dewasa ini pandai pula, walau di aumkan anjing, mereka memilih berjalan
seperti biasa, jadi anjing pun tidak mengejar. Berbeda sekali dengan kami
anak-anak, kalo Nampak anjing hitam itu, dan disalakknya kami, kami akan lari
terbirit – birit. Pernah aku di kejar,
hingga lari ketengah jalan, untung saat itu tidak ada kenderaan yang lewat,
kalo ada bakal ketabrak lah saya ini. Nampak nya zaman SD aku tidak di bully
oleh teman-teman, melainkan anjing hitam penjaga rumah lisa, kerana setiap
siang jantungku selalu berdegub kencang jika nak pergi ke MDA pasti lewat rumah nya
lisa.
Itu ceritaku, …mata dah mengantuk, tak baik pula tidur
larut, besok di sambung lagi tentan Masa Orientasi seperti yang aku ceritakan pada ponakan ku. J J J
No comments:
Post a Comment